PENDAMPINGAN 4 CALON GURU PENGGERAK

Published by TeacherCreativeCorner on

PENDAHULUAN

Seminggu sebelum dilaksanakan Lokakarya 5, pengajar praktik melakukan pendampingan individu 4 sekolah para calon guru penggerak. Adapun fokus kegiatan PI-4 adalah:

  1. Observasi dengan menggunakan lembar persiapan yang sudah disediakan
  2. Memfasilitasi refleksi dan memberi umpan balik hasil observasi
  3. Membimbing perencanaan perbaikan
  4. Follow up tugas hasil observasi kelas dari guru lain dan umpan balik dari siswa
  5. Diskusi tugas dan aksi nyata modul 2.1 dan 2.2

Baca Juga

Adapun tujuan dilaksanakannya PI-4 adalah sebagai berikut:

  1. Mendiskusikan praktik coaching yang telah dilaksanakan terkait rencana coaching, pelaksanaan hasil coaching, umpan balik dan refleksi
  2. Mendiskusikan hasil observasi praktik mengajar di kelas oleh CGP terhadap umpan balik guru dan siswa
  3. Mendiskusikan hasil belajar modul 2.1 tentang Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid menggunakan Pembelajaran Berdiferensiasi dan 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional
  4. Melakukan refleksi, motivasi dan evaluasi pendampingan

Adapun jadwal pendampingan yang disepakati untuk dilakukan kepada Calon Guru Penggerak adalah sebagai berikut:

  1. Pendampingan kepada CGP atas nama Ni Putu Tustiana Dewi yang dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2022
  2. Pendampingan kepada CGP atas nama Ni Luh Sumarliani yang dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2022
  3. Pendampingan kepada CGP atas nama I Wayan Surata yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2022
  4. Pendampingan kepada CGP atas nama Ni Made Dewi Radesi yang dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2022
  5. Pendampingan kepada CGP atas nama Ngurah Dwika Kusuma Atmaja yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2022

PELAKSANAAN

Berdasarkan proses pendampingan yang dilakukan maka berikut laporan hasil pendampingan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pendampingan kepada CGP atas nama Ni Putu Tustiana Dewi yang dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2022

  • Berdasarkan hasil komunikasi sebelumnya, maka pendampingan dilaksanakan disepakati tanggal 11 Mei 2022. Bersama CGP juga menyepakati untuk mengisi lembar observasi wawancara, yang berisi beberapa aspek pertanyaan coaching. Hal ini dilakukan untuk mengefektifkan pelaksanaan coaching yang dilakukan pada dua jalur, yaitu secara wawancara tatap muka dan tertulis.

Hal yang menjadi pertimbangan saya selaku pengajar praktik melakukan ini adalah mengingat, beberapa hal yang terkadang terlupakan disampaikan oleh CGP sewaktu wawancara, terkait pokok pertanyaan model Tirta yang diajukan kepada CGP, yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung jawab. Kegiatan awal yang dilakukan baik tertulis maupun wawancara terkait penyampaian tujuan dari PP terhadap proses coaching yang akan dilaksanakan, Identifikasi permasalahan melalui pertanyaan dan menggali umpan balik CGP, memberikan pertanyaan terkait upaya memecahkan permasalahan yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang dialami CGP dan bentuk tanggung jawab untuk melaksanakan solusi atas permasalahan yang dihasilkan dari tahapan sebelumnya.

  • Berdasarkan hasil wawancara pendampingan 4 dapat disampaikan beberapa kesimpulan pokok adalah:
    • Proses coaching sudah dilaksanakan oleh CGP bersama rekan sejawat secara komunikatif, dengan catatan hal yang perlu ditingkatkan adalah upaya CGP untuk lebih mampu dalam menggali pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga coachee bisa lebih mengeksplorasi kekuatan yang dimilikinya. Respon dari teman sejawat terkait hal yang perlu ditingkatkan dari proses coaching tersebut adalah upaya CGP dalam mewujudkan suasana yang lebih santai sehingga terhindar dari kesan kaku.
    • Proses observasi pembelajaran telah dilakukan dengan baik dimana rekan sejawat CGP menyatakan bahwa praktik pembelajaran telah berjalan baik. Secara umum praktik pengajaran sudah berjalan dengan sangat baik. Penyusunan RPP dan tujuan sudah dilakukan dengan baik sudah terlihat adanya pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak pada murid dan sudah mengajak siswa untuk menerapkan pembelajaran sosial dan emosional di sela-sela kegiatan pembelajaran. Hal yang masih perlu diperbaiki adalah dalam merefleksikan pembelajaran agar dimulai dari murid yang memberikan refleksi guru hanya memberikan penguatan dalam refleksi pembelajaran tersebut. Sementara hal yang ingin saya perbaiki dalam kegiatan pembelajaran adalah saya akan memberikan murid untuk melakukan refleksi setelah proses pembelajaran berlangsung, saya akan lebih memfasilitasi kebutuhan belajar murid saya
  • Terkait pelaksanaan pembelajaran dengan fasilitator pada modul 2.1 dan 2.2, CGP mengatakan:
    • Tugas aksi nyata modul 2.1 dan 2.2 sudah dikerjakan dan sudah diupload dalam LMS dimana dalam aksi nyata modul 2.1 murid masih dalam pembelajaran daring, disana kendala saya dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
    • Perasaan saya dalam pengerjaan tugas tersebut sangat merasa antusias tertantang karena menerapkan teori yang telah dipelajari terutama dalam aksi nyata modul 2.2 dimana melakukan kegiatan praktek langsung pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional yang dilakukan dengan tatap muka.
    • Hal yang bisa diambil pelajarannya saat mengerjakan tugas adalah kita dapat mengatur waktu kita dengan sebaik mungkin antara tugas cgp dengan tugas di sekolah, kita harus mampu berkolaborasi dengan teman sejawat untuk saling membantu dalam penyelesaian tugas saya.
    • Rencana perbaikan kedepan adalah saya akan lebih memaksimalkan pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak kepada murid, sehingga murid dapat belajar sesuai dengan kebutuhan yang mereka
  • Pada sesi akhir pendampingan CGP merefleksikan dirinya sebagai berikut:
    • Hal yang saya kuasi dari praktik yang telah dilakukan adalah kita dapat menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah dan bagaimana cara kita mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 4 paradigma dalam pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan.
    • Hal yang saya rasakan masih bingung dan ingin dipelajari kembali adalah Pembelajaran berdiferensiasi dimana kita harus memetakan kebutuhan belajar murid, serta media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan murid sehingga penilaiannya pun menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid hal tersebut yang ingin saya pelajari lebih dalam.

2. Pendampingan kepada CGP atas nama Ni Luh Sumarliani yang dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2022

Proses wawancara yang menggunakan strategi coaching model TIRTA telah disepakati bersama CGP atas nama Ni Luh Sumarliani. Termasuk topik materi yang dibawakan saat wawancara seperti 1) Strategi Coaching antara CGP dengan teman sejawat, 2). Observasi pembelajaran oleh teman sejawat dengan CGP dan 3) Capaian pembelajaran pada Modul 2.1 dan 2.2.

  • Coaching dengan Teman Sejawat atas nama Ni Komang Adriyani, S.Pd. AUD
    • Ni Luh Sumarliani dari TK Negeri Pembina Karangasem menyatakan bahwa, Praktek coaching yang sudah dilakukan mampu menggali potensi coachee melalui komunikasi asertif yang dilakukan oleh coach. Hubungan kemitraan antara coach dan coachee dijalin melalui proses kreatif untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional diri coachee. Coach sudah mampu menggunakan teknik percakapan eksploratif dua arah untuk menggali ide dan memperkuat keyakinan coachee untuk mengenali potensi dirinya dan melakukan tindakan optimal dalam merancang sebuah pembelajaran yang berfokus pada pengoptimalan minat dan potensi murid.
    • Praktik coaching yang dilakukan sudah baik, yang perlu ditingkatkan dalam praktik coaching ini adalah kemampuan coach dalam menggali informasi melalui pertanyaan-pertanyaan efektif dan kemampuan mendengarkan aktif yang mampu mengarahkan coachee untuk merasa semakin nyaman bercerita dan menggali kekuatan dan kemampuannya sehingga tujuan utama dari proses coaching dapat tercapai melalui sebuah proses yang tidak terlalu formal tetapi sampai pada tujuan yang ingin dicapai.
    • Perasaan saya sangat antusias karena dengan semakin banyak melakukan praktik coaching tentunya kemampuan saya dalam mempraktekkan komunikasi asertif baik itu mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan efektif maupun menjadi pendengar yang aktif semakin terasah sehingga nantinya saya bisa melakukan praktik coaching dengan lebih baik lagi, baik bersama dengan murid ataupun dengan rekan kerja saya di sekolah.
  • Sementara tanggapan yang diberikan teman sejawat terkait proses coaching yang dilakukan CGP adalah sebagai berikut:
    • Ibu CGP sudah mampu menjadi coach yang baik. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh Ibu CGP sudah mampu mengarahkan saya dalam mengenali, menggali, dan memaksimalkan potensi dan kekuatan yang saya punya sehingga saya nyaman bercerita mengenai permasalahan yang saya hadapi tanpa ragu ataupun malu dan di akhir sesi coaching coach berhasil mengarahkan saya untuk menemukan solusi dari permasalahan yang saya hadapi
    • Melalui praktek coaching ini saya merasa potensi saya tergali, mengatakan dengan lugas tentang apa yang saya rasakan dan saya pikirkan juga membuat saya lega. Apalagi ketika saya diarahkan untuk membuat solusi sendiri dari permasalahan yang saya hadapi membuat saya sadar ternyata saya mampu dan tidak seburuk seperti pikiran saya sebelumnya.
    • Menurut saya sejauh ini sudah sangat baik, hanya kalau bisa ditingkatkan mungkin bisa dengan berlatih lagi lebih banyak melakukan praktek coaching sehingga lebih terasah lagi kemampuannya dalam mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih efektif lagi untuk menggali potensi coachee.
  • Observasi Pembelajaran oleh Teman Sejawat dengan CGP

Pada proses observasi pembelajaran, pengalaman CGP bersama teman sejawat terungkap sebagai berikut:

    • Saya meminta Ibu Komang Adriyani untuk mengobservasi praktik pembelajaran saya di kelas . Dalam praktek pembelajaran yang saya lakukan saya mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi yang dipadukan dengan pembelajaran sosial emosional. Untuk pembelajaran berdiferensiasi saya melakukan diferensiasi konten dan produk yang sebelumnya didahului dengan pemetaan profil dan minat belajar yang saya lakukan. Untuk pembelajaran sosial emosional saya menggunakan Teknik STOP.
    • Praktik pengajaran saat observasi berjalan lancar, anak-anak tertib dan santai meskipun mereka melihat ada guru lain yang ikut dalam proses pembelajaran. Anak-anak menikmati proses pembelajaran. Mereka melakukan Teknik STOP dengan baik, mau mengungkapkan perasaan melalui emoticon yang saya gambarkan didepan kelas Dalam diferensiasi konten anak-anak juga melakukannya dengan baik dan memilih konten sesuai dengan apa yang mereka sukai dan berdiskusi dengan baik dalam kelompok mereka masing-masing. Saat melakukan Ice breaking pun anak-anak terlihat sangat gembira karena kegiatan tersebut membuat mereka rileks dan fokus kembali untuk mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. Di akhir saat melakukan refleksi semua mengungkapkan perasaan mereka senang karena mereka belajar dengan santai, baik, dan menyenangkan.
    • Bu Komang Adriyani mengatakan ingin melakukan hal yang sama di kelasnya yaitu melakukan pembelajaran berdiferensiasi yang dikolaborasikan dengan pembelajaran sosial emosional karena beliau melihat anak-anak sangat termotivasi mengikuti proses pembelajaran. Terutama saat memainkan Ice Breaking, karena saat melakukan kegiatan ini anak-anak tampak bahagia dan gembira.
    • Tanggapan CGP lainnya terkait hal yang perlu diketahui dan diperbaiki adalah ingin lebih banyak melakukan kegiatan Ice Breaking di kelas karena saya lihat anak-anak menjadi sangat termotivasi dan focus kembali setelah melakukan Ice Breaking.
  • Capain Pembelajaran Modul 2.1 dan 2.2

Pada proses belajar di LMS yang dibersamai oleh fasilitator, CGP memberikan tanggapan sebagai berikut:

Categories: Uncategorized

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: