Cerita Tentang Guru Agama Hindu
Cerita Tentang Guru Agama Hindu
Pendahuluan
Refleksi Guru Agama Hindu merupakan bagian dari kegiatan belajar juga diharapkan untuk selalu belajar, termasuk didalamnya adalah belajar berefleksi. Tulisan refleksi sebenarnya adalah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sehingga dapat diambil tindakan untuk meningkatkan yang lebih dan menghilangkan yang kurang. Tetapi menurut kepala sekolah, hal yang harus ditonjolkan selalu adalah kelebihan, sehingga membuka peluang untuk mengulang kegiatan dimaksud. Lambat laun tanpa diungkapkan yang kurang akan hilang dengan sendirinya, ketika kita memahami dan menyadari sendiri kekurangan tersebut.
Mengungkapkan kelebihan kata kepala sekolah akan menyebabkan pengulangan perilaku, hal yang tidak diharapkan berulang adalah kekurangan, maka hal itu tidak perlu diungkap. Upaya memberikan penghargaan pada apa yang telah baik, sehingga berulang di kemudian hari, merupakan salah satu tekad para guru untuk mengembangkan karakter anak di SD Negeri 7 Subagan. Hal inilah yang saya upayakan untuk diungkap pada kegiatan refleksi Guru Agama Hindu.
Refleksi Pengembangan Karakter
Hal baik yang telah dilakukan, ketika melakukan kegiatan pengembangan karakter anak, yaitu kita sebagai guru yang nota bena tugas dan fungsi pokok yaitu mengajar dan mendidik, di mana istilah mengajar dalam paradigma lama berarti proses penyampaian informasi, sebagai suatu rangkaian kegiatan, atau menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik/murid. Sehingga informasi itu agar dapat diterima, ditanggapi, dikuasai dan dikembangkan atau dapat diimbaskan kepada orang lain baik di keluarga, di lingkungan mereka tinggal dan kepada masyarakat. Ada juga yang berpendapat, mengajar merupakan suatu metode yang mengikuti pendekatan secara ilmiah atau gaya mendidik yang konsisten untuk dapat berhubungan dengan pikiran peserta didik.
Mendidik adalah, suatu proses yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan secara konsisten, dalam hal ini pendidikan tersebut dipakai alat dan sekaligus tempat terjadinya proses mendidik tersebut. Mendidik juga merupakan pembentukan karakter kearah kedewasaan, untuk membentuk akhlak moral, yang lebih dewasa dan mulia.
0 Comments