RPP LITERASI NUMERASI BERBASIS PROFIL PELAJAR PANCASILA
Ada apa dengan RPP literasi numerasi itu?

RPP Profil Pelajar Pancasila
Seperti apakah RPP literasi numerasi itu? Sebelum dibahas coba kita lihat sejarah perkembangan model RPP yang penulis ketahui sejak menjadi guru adalah dimulai dengan istilah satuan pelajaran yang memuat tujuan instruksional umum dan khusus. Pada waktu itu, satuan pelajaran masih menggunakan tulisan tangan, sehingga praktis guru harus menulis skenario pembelajarannya sendiri. Pada saat itu, tidak mungkin guru menyalin pekerjaan guru lain dalam rangka membuat satuan pelajaran, dan setiap tahun penulisan di ulang kembali, karna RPP terdahulu dijadikan arsip.
Perkembangan berikutnya adalah ketika era teknologi komputer mulai berkembang dimana saat itu Kurikulum 2004, 2006 hingga Kurikulum 2013. Canggihnya teknologi yang memberi banyak kemudahan termasuk menyalin RPP terdahulu untuk kemudian disempurnakan pada tahun-tahun berikutnya. Karena tuntutan kesibukan guru yang semakin banyak terkait upaya menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan tuntutan administrasi yang masih dominan saat itu, maka RPP terdahulu, belum sempat diperbaiki, sehingga RPP hanya menjadi sekedar cadangan bagi kepentingan pelaporan administrasi.
Baca Juga
- BERLATIH MEMBUAT SOAL AKM LITEARSI FIKSI
- LATIHAN MEMBUAT SOAL ASESMEN NUMERASI TINGKAT SD
- BERLATIH SOAL AKM NUMERASI
- BERLATIH SOAL AKM NUMERASI
Hal ini diperparah oleh perubahan struktur RPP yang terjadi berulang kali, seiring perubahan kebijakan pemerintah. Beberapa pihak kemudian mengambil keuntungan dari hal ini, karena mengetahui guru ingin mudah dalam menjalankan pekerjaannya maka berbagai praktik menyalin RPP secara massal pun terjadi. Maka tidak heran RPP dapat dicari dari berbagai situs-situs tertentu dalam bentuk file yang dapat diedit. Hal ini sangat membantu bagi guru yang ingin pelaporan administrasinya dapat dikerjakan secara instan, yaitu dengan hanya mendapatkan file RPP terbaru dari internet untuk kemudian diadaptasi. Sayang sekali proses adaptasi tersebut, dilakukan sekaligus, sehingga guru tidak sempat memeriksa masing-masing RPP tersebut, yang terkadang tidak relevan dengan kondisi sekolah tempat.
Kemampuan efisiensi dari teknologi sangat memudahkan pekerjaan guru dalam menyediakan laporan administrasi, akan tetapi hal ini tidak seiring dengan efisiensi dalam pelaksanaan pembelajaran. Ketergantungan dengan RPP produk orang lain, telah menjauhkan guru-guru kita dari esensi tugasnya dalam merencanakan pembelajaran. RPP yang dibuat orang lain tersebut, sangat jarang yang relevan dengan kondisi sekolah sendiri, sehingga kepentingan administrasi menjadi lebih penting daripada bagaimana upaya guru dalam merencanakan pembelajaran.
Keadaan ini ternyata berdampak besar bagi bagaimana proses pembelajaran dilakukan di kelas, karena tanpa perencanaan yang baik bagaimana mungkin pembelajaran dapat dilaksanakan secara maksimal. Mungkin saja hal ini turut berperan bagi kurang maksimalnya peningkatan capaian mutu pendidikan secara umum.
Kita tidak dapat menyalahkan guru sebagai sebab dari semua ini, tetapi kepentingan pelaporan yang masih menjadi budaya, dengan mengabaikan proses merupakan sebab mendasar dari permasalahan ini. Maka diberi pilihan antara menunjukkan kinerjanya hanya dengan menunjukkan administrasi yang telah mereka buat atau bergulat dengan proses yang tidak kunjung mendapat respon positif. Siapapun yang menjadi guru akan memilih pilihan pertama. Singkatnya sediakan dulu administrasinya untuk mendapat pengakuan bahwa kita sudah bekerja daripada bergelut dengan proses yang tidak pernah mendapatkan apresiasi.
Atas dasar itu maka pemerintah menyederhanakan tuntutan administrasi dan memberi ruang kepada guru untuk lebih fokus kepada proses pembelajaran melalui kebijakan merdeka belajar. Hal ini menjadi kebijakan yang paling strategis yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Keleluasaan guru dengan tidak ada ketentuan baku mengenai RPP, yang sepenuhnya dibuat guru, merupakan hal baru yang akan memberi ruang pada guru lebih mementingkan proses pembelajaran dari pada hanya menghasilkan produk administrasi.
Terkait dengan itu maka kebijakan pemerintah tentang “RPP satu halaman” merupakan hal yang sangat tepat. Tetapi hal itu belum cukup, tidak lama setelah itu, beberapa situs telah menyediakan layanan RPP yang dapat diunduh, yaitu RPP satu halaman yang siap pakai. Maka tujuan awal pemerintah mengeluarkan kebijakan RPP satu halaman dalam rangka merdeka belajar, masih terhambat. Jika RPP satu halaman yang diperoleh di internet itu kembali digunakan maka penyakit semula kambuh lagi. Guru tentu akan memilih hal yang instan, dengan hanya mengunduh RPP yang tersedia, mereka telah memiliki dokumen sebagai bukti telah merencanakan pembelajaran.
Kelemahan itu selanjutnya diperbaiki dengan mengeluarkan kebijakan pendidikan dengan pendekatan berdiferensiasi, yang memandang bahwa pembelajaran harus mengedepankan karakteristik siswa, yang berakibat guru tidak mungkin untuk menggunakan RPP yang sama antar satu sekolah dan antar guru yang lain. Maka sampai disini, secara sistem untuk mendukung upaya meningkatkan mutu pendidikan telah berada di jalur yang tepat. Saat ini, semua itu berpulang pada guru dan kepala sekolah untuk dapat merancang rencana pembelajaran yang baik.
Karakteristik sekolah dan siswa merupakan salah satu kunci dari perbedaan proses pembelajaran antar sekolah. Hal ini pula yang menyebabkan masing-masing sekolah memiliki karakteristik tertentu dalam merencanakan pembelajaran. Salah satu kebijakan pemerintah untuk melandasi keunikan setiap sekolah dalam merancang pembelajaran adalah kebijakan terkait Pengembangan Pendidikan Karakter Profil Pelajar Pancasila. Hal ini sesungguhnya bagian dari proses pembelajaran. Maka dari itu perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru sedapat mungkin memuat aspek dan elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesungguhnya menjadi landasan dari keunikan pelaksanaan pembelajaran di masing-masing sekolah.
Apa baiknya RPP Literasi Numerasi?
Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk menjelaskan keunikan apa yang terdapat pada RPP Literasi Numerasi berbasis Profil Pelajar Pancasila seperti dituangkan dalam judul di atas. Kalau boleh dianggap RPP model inilah yang dapat menjadi jalan tengah bagi kerumitan pikiran para guru dalam merencanakan pembelajaran. Kerumitan dimaksud adalah segala aspek terkait karakter, daring, luring, RPP satu halaman dan sebagainya yang harus terintegrasi dalam pembelajaran yang membuat kita bingung.
Berikut beberapa deskripsi keunggulan dari RPP seperti dimaksud di atas, sekaligus merupakan prinsip dari disusunnya RPP ini:
1 Comment
Ajik · July 16, 2021 at 11:18 am
Mohon dikirim contoh RPP satu halaman yg memuat PJJ