ESENSI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM DALAM PEMBELAJARAN

Published by TeacherCreativeCorner on

Pendahuluan

Mungkin sebagian dari guru bingung, RPP seperti apa yang layak dipakai sehingga relevan dengan penilaian berbasis asesmen kompetensi minimum. Atau sebagian lagi ada yang berusaha search di internet dengan kata kunci RPP AKM, mungkin yang akan muncul adalah beberapa RPP yang digunakan guru lain di tempat lain. Jangan harap, anda akan menemukan RPP yang relevan dengan kondisi kita di sekolah masing-masing. Kenapa? Karena melalui konsep Merdeka Belajar perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru adalah karya guru itu sendiri dan berbeda antar satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sangat beruntung bagi Anda yang akan mendapatkan beberapa tulisan tentang tips membuat RPP AKM, cara membuat RPP AKM atau contoh RP AKM. Sedangkan RPP yang langsung dapat digunakan tidak akan Anda temukan, kecuali jika RPP itu hanya digunakan untuk persyaratan administrasi. Maka contoh RPP yang ada disediakan situs-situs tertentu tinggal di ganti saja identitasnya. Tetapi sesungguhnya bukan itu esensi dari RPP dalam konteks merdeka belajar. Justru hal inilah yang akan menyebabkan gagalnya misi pemerintah dalam memajukan pendidikan dengan memberi ruang kepada guru untuk lebih leluasa dalam merencanakan pembelajaran. pada penjelasan berikut akan dipaparkan apakah esensi asesmen kompetensi minimum dalam pembelajaran

Baca Juga

Kita sebagai guru yang baik, tidak ingin lagi menambah dosa dalam pendidikan seperti yang dikemukakan Mendikbud yaitu intoleransi, perundungan dan kekerasan seksual. Jangan sampai dosa itu ditambah lagi dengan kesalahan guru dalam membelajarkan siswa. Saat ini guru merupakan satu-satunya harapan dalam upaya merubah nasib bangsa dari keterpurukan. Hendaknya kita menyambut baik niat pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan mulai dari berupaya membuat perencanaan yang baik, menuju kemampuan siswa dalam mewujudkan kompetensi masa depan.

Pada pembahasan selanjutnya, penulis akan menjelaskan tentang bagaimana tips dalam menyusun perencanaan pembelajaran. RPP tersebut yang nantinya dapat meningkatkan kompetensi siswa seperti yang diharapkan saat ini yaitu kompetensi Abad 21. Perencanaan seperti diharapkan sehingga pemahaman terkait esensi asesmen kompetensi minimum dalam pembelajaran. Kompetensi dimaksud seminimal mungkin siswa dapat memiliki karakter kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif, berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka kuasai dari proses belajar yang kita selenggarakan.

Prinsip Pembelajaran pada RPP Berbasis Asesmen Kompetensi Minimum

Esensi asesmen kompetensi minimum dalam pembelajaran merupakan pemahaman tentang prinsip pembelajaran yang mengedepankan pengembangan karakter 4C dimaksud tidak serta merta dapat kita selenggarakan melalui pembelajaran yang hanya mengandalkan RPP orang lain. Perencanaan pembelajaran dimaksud harus dibuat oleh guru itu sendiri, seminimal mungkin dalam bentuk RPP satu halaman seperti direkomendasikan oleh Kemendikbud. Berikut adalah prinsip pembuatan RPP berbasis AKM, seperti penjelasan di bawah ini.

Baca Juga

Fungsionable terkait Esensi Asesmen Kompetensi Minimum dalam Pembelajaran

RPP yang kita buat memang benar benar dapat membantu kita mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam rangka mengembangkan kompetensinya. Ketersediaan RPP merupakan alat bantu bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, bukan hanya sebagai pajangan administrasi semata. RPP adalah rencana, jadi apapun pelaksanannya dapat dikembangkan atau diubah sesuai konteks, dengan tidak meninggalkan kompetensi yang hendak dibelajarkan.

Beroritentasi 

Aktifitas tersebut tercermin dari langkah pembelajaran yang dibuat guru, benar-benar membuat siswa aktif yang memuat paling tidak tahapan mendorong siswa bernalar kritis, kreatif dan inovatif, komunikasi yang efektif dan berkolaborasi. Prinsip ini membawa konsekwensi bahwa pengukuran hasil belajar bukan perkara wajib harus dilakukan di akhir dalam bentuk soal-soal. Selama proses belajar guru dapat melakukan pengukuran dan penilaian terhadap kompetensi yang dibelajarkan. Apabila dirasakan penilaian sudah cukup dilaksanakan pada proses belajar, tidak perlu dilakukan penilaian akhir.


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: