LANDASAN FILOSOFIS PENYUSUNAN KURIKULUM

Published by TeacherCreativeCorner on

Pendahuluan

Penyusunan kurikulum satuan pendidikan, semestinya dapat memberikan spirit dan dorongan mendasar tentang hakekat pendidikan. Selain aspek prosedural hukum yang dijadikan dasar, dalam konteks merdeka belajar dan manajemen berbasis sekolah, sudah sepantasnya kurikulum mulai dipikirkan, bukan hanya hasil tindak lanjut dari kebijakan. Pemikiran mengembangkan kurikulum secara mandiri bahkan sangat di sarankan, dimana faktanya, pada ajang pemilihan beberapa tokoh pendidikan yang akan menjadi fasilitator guru penggerak, pelatih ahli sekolah pengggerak, dan pendamping guru penggerak, mensyaratkan harus memiliki pengalaman menggunakan kurikulum mandiri. Apalagi jika kita kaitkan dengan perkembangan kekinian terkait Pandemi Covid-19, sudah barang tentu masing-masing sekolah akan memilik pandangan berbeda dalam penyusunan kurikulum. Walaupun nanti pada akhirnya beberapa konten kurikulum memiliki kesamaan, paling tidak landasan pemikiran untuk mengembangkan kurikulum diletakkan pada kondisi nyata dan kontekstual. Pada tulisan berikut ini akan disajikan landasan filosofis dalam penyusunan kurikuilum dalam persepktif penulis. Semoga ada manfaatnya silahkan disimak.

Baca Juga

TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PENGEMBANGAN KURIKULUM

LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN KURIKULUM PADA TATANAN KEHIDUPAN BARU

PRINSIP ARGUMENTASI NALAR PENYUSUNAN KURIKULUM 2021/2022

LANDASAN FILOSOFIS PENYUSUNAN KURIKULUM

1. Filosofi Kompetensi Literasi dan Numerasi

Landasan penyusunan kurikulum ini beranjak dari upaya memberikan kompetensi dasar bagi anak untuk dapat mengembangkan aktifitas kegiatan belajar yang lebih kompleks. Kompetensi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh manusia modern. Kemampuan mendasar tesebut merupakan prasyarat jika seseorang ingin memiliki kehidupan yang layak di peradaban maju sekarang. Kompetensi bidang-bidang keilmuwan yang harus dikuasai oleh anak sekolah dasar akan membentuk wawasan yang kemudian mempengaruhi cara mereka berpikir dan pengambilan keputusan kelak. Sementara ini bidang-bidang keilmuan yang harus dikuasai anak sekolah dasar adalah sebagai berikut :

    1. Dasar-dasar ilmu keagamaan dan sosial yang selanjutnya berkembang menjadi beberapa Mata Pelajaran yaitu Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Seni Budaya dan Keterampilan
    2. Dasar-dasar kebahasaan yang dikembangkan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
    3. Dasar-dasar sains, yang selanjutnya dikembangkan ke dalam Mata Pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Olah Raga dan Kesehatan

Pada level pendidikan dasar batasan mata pelajaran yang dikembangkan menjadi pembelajaran tematik terpadu pada siswa kelas I, II dan III, dan kemudian diarahkan ke pengelompokkan mata pelajaran seperti diberlakukan pada Kurikulum Nasional selama ini.

Kelompok kompetensi kemampuan dasar bagi anak di sekolah dasar, menurut kajian ilmuan kependidikan yang menjadi rujukan dalam pelaksanaan pemetaan mutu internasional yang dilakukan oleh OECD (PISA), dikelompokkan menjadi ranah literasi informasi dan literasi numerasi. Perlu kita sadar bersama, penyederhanaan kemampuan ini merujuk kepada bagaimana seorang anak dengan berbagai macam karakteristiknya sesungguhnya akan mampu belajar jika memiliki dua kompetensi tersebut, sebagai syarat dasar.

Literasi informasi akan sangat berperan bagi seorang anak dalam mencari sekaligus memperoleh ilmu pengetahuan. Karena di abad digital ini, sumber informasi yang melimpah semestinya dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan anak sehingga terbuka peluang-peluang untuk meningkatkan kapasitas dirinya, berdasarkan  bakat dan minat. Literasi informasi dibedakan atas literasi faktual, dan literasi informasi fisksi. Literasi faktual adalah kemampuan anak untuk menyerap informasi berupa data dan peristiwa, sementara literasi fiksi merupakan kemampuan anak untuk menyerap makna yang tersirat dibalik narasi teks atau bentuk lainnya.

Informasi yang diperoleh melalui kegiatan literasi informasi akan bermanfaat bagi anak jika mereka mampu mengolahnya. Strategi mengolah informasi faktual dalam bentuk data angka-angka memerlukan kemampuan berhitung sampai penggunaan logika nalar yang lebih tinggi. Kemampuan ini diistilahkan dengan literasi numerasi, yang semestinya dimiliki anak sejak dini. Kemampuan penguasaan terhadap literasi numerasi akan sangat membantu anak dalam melatih kemampuan nalar kritisnya, yang dapat menjadi bekal bagi mereka dalam menguasai kemampuan-kemampuan lainnya.

Maka dari itu literasi informasi dan numerasi, jika dikuasai dengan baik, akan menjadi landasan bagi kecepatan mereka belajar hal yang lain, dalam hal ini mata pelajaran yang lain. Seperti kita ketahui bersama, semua aktivitas keseharian harus disertai dengan aktifitas menyerap informasi melalui membaca, terutama pada di abad digital ini. Demikian pula semua aktifitas menggunakan nalar, sedikitnya pasti menggunakan hitungan  angka-angka paling sederhana sekalipun, seperti penggunaan uang dan aktifitas sehari-hari lainnya.

 


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: