LIBUR GALUNGAN DAN KUNINGAN SISWA TETAP BELAJAR

Published by TeacherCreativeCorner on

Landasan

Siswa dieprcaya telah belajar, jika berhadapan dengan buku, alat tulis dan ada tugas yang diberikan oleh guru. Kalau dipikir sepertinya kita telah menyempitkan pengertian belajar itu sendiri, padahal kita sudah paham bahwa kegiatan apapun yang nantinya akan berdampak kepada perubahan perilaku, sikap, pengatahuan, wawasan dan keterampilan adalah merupakan kegiatan belajar. Walaupun kita sudah mengerti sungguh-sungguh tentang hal itu, tetapi kebiasaan belajar yang bersifat formal telah menyebabkan belajar di luar formal seperti belajar mandiri (autodidac), belajar di rumah, belajar dengan  orang lain selain guru rasanya belum layak disebeut belajar. Akan tatapi kelayakan belajar di luar sekolah oleh sebagian orang diperaya lebih memberikan keberanian belajar pada diri seseorang sehingga banyak bukti, bahwa apa yang telah dipelajari di sekolah tidak akan banyak bermanfaat ketika mereka terjun untuk bekerja atau berusaha di dunia nyata. Apakah ada yang salah dengan sekolah?

Sebenarnya adanya sekolah adalah sebagai jalan cepat bagi pemerintah untuk mencerdaskan rakyatnya. Akan tetapi proses belajar yang terlalu kaku pada dunia pendidikan formal agaknya telah menjadi sebab dari kemunduran dunia pendidikan saat ini. Hal inilah yang kemudian dipercaya oleh sebagian pakar pendidikan moderen, bahwa kita harus mengadakan refleksi dan evaluasi menyeluruh terhadap konten kurikulum, sehingga beberapa kali kurikulum tersebut berubah. Karakter birokrasi ala dulu yang terakumulasi dalam keperibadian masyarakat yang masih feodal menjadi penyebab, isu inovasi dan perubahan hanya menjadi hiasan indah bibir ketika para pemegang kebijakan.

Hal inilah yang kemudian ditangkap oleh Mas Menteri “Nadiem Makarim”, bahwa revolusi mental ahrus meliputi bagaimana merubah pola pendidikan yang lebih agresif. Kebijakan “Merdeka Belajar” merupakan salah satu frase jargon Kemendikbud yang jika dilaksanakan secara sungguh-sungguh, akan berdampak kepada kemajuan pendidikan kita. Merdeka belajar mengisaratkan bahwa belajar bukan hanya di sekolah, pengajar dan pendidik bukan hanya guru, sumber belajar bukan hanya buku, dan cara belajar bukan hanya duduk mendengar ceramah di bangku sekolah. Mengembalikan konsep belajar kembali ke pengertian aslinya agaknya tidak seperti membalikkan telapak tangan. Budaya dan kebiasaan belajar formal seperti yang telah kita lakukan selama ini, telah kita anggap segala-galanya, dan seolah sudah menjadi azas atau konsesus tetap yang “haram” untuk dirubah.

Strategi Pembelajaran

Seperti dijelaskan di atas, belajar bukan hanya di sekolah, juga dapat ditambahkan bahwa belajar bukan hanya bersama guru di hari sekolah, tetapi belajar itu dapat dimana saja, kapan saja dan dengan apapun saja. Seperti pada Parayaan Hari Galungan dan Kuningan, dimana sebagian besar siswa  yang beragama Hindu libur untuk merayakannya. Ketika mereka di rumah, sesungguhnya dapat dijadikan sarana belajar yang lebih beragam dan sesuai dengan konteks “Merdeka Belajar”. Guru dapat memberikan tugas kepada anak-anak ketika merayakan Hari Suci Galungan dan Kuningan untuk mampu :


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: