INILAH GURU PENGGERAK SAINS KABUPATEN KARANGASEM
Landasan
Sekarang ini sedang marak-maraknya orang bicara teknologi, berbicara tranformasi digital, berbicara transformasi teknologi. Memang tidak ada yang salah jika, ada yang berambisi mentransformasi orang atau merubah perspektif orang ke ranah teknologi atau digital. Tapi mirisnya, transformasi sains atau digital, itu tidak dibarengi oleh landasan konsep kuat tentang sains itu sendiri.
Sejak beberapa bulan lalu sejak terjadinya pandemi covid-19, banyak sekali pelatihan-pelatihan yang muncul yang mengatasnamakan literasi atau transformasi digital. Tapi apa daya hal itu tidak juga kunjung membuat orang melek akan leterasi. Literasi tidak dapat hanya dipandang dari persepktif sastra atau sains secara terpisah. Seperti Program Kemendikbud tentang Assesemen Nasional, literasi itu terbagi menjadi dua, yaitu literasi fakta dan literasi fiksi.
Literasi fakta lebih mengedepankan orang bagaimana bisa mengerti dan tanggap tentang informasi yang bersifat faktual, seperti peristiwa sosial dan sains. Sementara literasi fiksi lebih kepada mendorong orang untuk berimajinasi melalui karya-karya yang berakar pada proses imajinasi. Karena memang tidak bisa dipungkiri keseimbangan otak pemikir (kiri) dan perasa (kanan) harus terjadi pada seseorang. Melalui rangsangan stimulus dari aspek fiksi, yang mendorong imajinasi, maka kemampuan orang menggunakan otak kiri akan lebih optimal dalam hal penggunaan nalarnya.
Seperti bagaimana Albert Einstein, menemukan teori relativitas khusus dan umum, berawal dari ketika sambil menumpang kereta api. Ia berimajinasi tentang bagai
mana menemukan perbedaan pandangan terhadap orang yang berada di kendaraan lain dengan kecepatan berbeda. Sehingga pemikirannya berkelana, berasumsi, menduga, bahwa sesungguhnya ada suatu perbedaan antara ketika orang duduk di dalam kereta api sambil melempar apel, jika dilihat dari orang yang diam di luar kendaraan. Hal ini menimbulkan kegalauan hati Albert Einstein, bahwa apa yang telah dirumuskan oleh Newton, harus direvisi. Maka lahirlah teori relativitas khusus dan umum, yang ternyata saat ini digunakan dalam kegiatan yang sangat luas dalam sains dan teknologi moderen saat ini.
Mungkin kita tidak sadar, ketika menggunak
an fitur GPS pada Google Map, menonton Kompetisi Liga Spanyol di TV, menggunakan telpon jarak jauh, dan yang lainnya, secara tidak langsung sudah mendapatkan manfaat dari temuan Einstein tentang relativitas khusus. Situasi ini juga berlaku ketika kita mengusap-usap layar monitor gadget, secara tidak sadar kita telah merubah perilaku elektron pada atom layar yang diterjemahkan secara kuantum yang diolah dalam microchip prosesor. Microprosesor merupakan alat serupa Integrated Circuit, yang melakukan perhitungan rumit dalam waktu singkat, sehingga keputusan yang dibuat sangat cepat untuk merespon perintah yang kita lakukan pada alat itu. Dalam hal ini matematika yang berdampingan dengan sains telah berperan besar dalam menciptakan trobosan yang diawali dengan penemuan rumus-rumus rumit sampai aplikasinya di kehidupan sehari-hari.
Apakah kita perlu tahu sejauh itu? Apa tidak cukup hanya bisa menggunakan saja alat alat itu tanpa tahu caranya bekerja? Mungkin untuk kita yang sudah berumur ya sudahlah, yang penting bisa menggunakan sudah lumayan. Tetapi tidak demikian halnya pada anak-anak yang masih memiliki masa depan panjang yang kelak tidak hanya sebagai sekedar pengguna. Bahkan mereka sangat berpeluang mengembangkan rasa ingin tahunya sehingga memikirkan cara kerja dan berhasil merancang atau menemukan hal baru dalam sains dan teknologi. Apalagi kita yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, adalah sangat berdosa membiarkan anak-anak kita hanya nyaman sebagai pengguna konsumtif yang menjadi ladang bisnis negara-negara maju.
Kesadaran terhadap sains harus digerakkan, kesadaran sains merupakan kesadaran khusus dalam wujud literasi sains seperti yang dimaksud dalam literasi informasi yang harus dikembangkan kepada anak. Maka dari itu, Forum Pembina KSN Kabupaten Karangasem, memfokuskan diri untuk menjadi Guru Penggerak Literasi Sains, yang kegiatannya telah terbukti sejak tahun 2006, dalam
mengantarkan siswa-siswa berpestasi dalam hal sains dan matematika hingga ke level nasional dan internasional. Kegiatan yang telah dilakukan lebih berfokus kepada penyelenggaraan lomba dan pembinaan siswa-siswa SD di Kabupaten Karangasem agar melek terhadap sains.
Profil Tim
Organisasi di bawah binaan Kasi Pendidikan Dasar Disdikpora Kabupaten Karangasem ini memiliki profil diri seperti berikut :
- I Ketut Kesnejaya
Beliau saat ini bertugas sebagai kepala SDN 1 Abang, sekaligus merangkap ketua K3S abang, sekaligus juga sebagai Ketua Forum Pembina KSN Ka
bupaten Karangasem. Sejak awal komitmen beliau dalam mengelola kegiatan inovatif seperti lomba-lomba OSN (dulu, sekarang KSN), tidak dapat diragukan lagi. Kepemimpinan yang ilegan telah membawa organisasi ini masih eksis sampai sekarang. Sejak menjadi guru di salah satu SD satu atap di Kecamatan Kubu, komitmen pengabdiannya sudah terlatih dan tidak kenal lelah, untuk membawa organisasi ini tetap mampu berkiprah hingga kini.
- I Wayan Wijaya
Pria asal Bukit Kangin Tenganan ini, tampil dengan kepribadian yang kalem dan jangan dicoba menjajal konsistensinya dalam bersikap. Berkat kedewasaannya dalam berpikir, sehingga beliau dijuluki suhunya Tim Pembina KSN. Pribadinya yang tenang dan hangat menjadi inspirasi dan disegani anggota tim yang lainnya. Hal ini tidak terlepas dari pengalamannya dalam hal kepengurusan organisasi, dimana kini beliau dipercaya sebagai Sekretaris K3S Kecamatan Manggis.
- I Nengah Purna
Laki-laki asal Tianyar Kubu Karangasem ini adalah pakarnya matematika, dimana beliau telah berhasil menerbitkan beberapa buku pendamping pembinaan KSN matematika yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Pengalaman berorganisasi yang telah dilakoni beliau sejak kuliah hingga sekarang dipercaya sebagai salah satu pengurus Adat Desa Tianyar ini. Beliau telah pula berprestasi di beberapa bidang kegiatan baik sebagai guru maupun kepala sekolah. Predikat master yang diraihnya pada tahun 2018, merupakan bekal untuk selanjutnya meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan pembelajaran dan sekolah. Makanya hingga saat ini juga dipercaya sebagai pengurus K3S Kecamatan Kubu Karangasem.
0 Comments