LAPORAN MINGGUAN (Supervisi Melalui Pemberian Tips Mingguan)

Published by TeacherCreativeCorner on

Keberlanjutan suatu proses tidak dapat berlangung jika tidak ada kepastian. Kepastian dimaksud adalah kepastian tujuan yang ingin di capai, dan kepastian tahapan proses pelaksanaan yang konsisten. Melalui upaya berkelanjutan yang bersifat memastikan suatu proses tetap pada rute dan relnya secara berkelanjutan dan intensif, maka kepastian mencapai tujuan peluangnya semakin besar. Istilah populer untuk hal ini adalah pendampingan melekat dan berkelanjutan.

Hal ini berlaku pada upaya kepala sekolah dalam penyelenggaraan pengelolaan sekolah. Memaksimalkan capaian hasil belajar adalah tujuan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Tujuan itu tidak serta-merta dapat berhasil jika dalam pelaksanaannya, pembelajaran tidak dilaksanakaan secara maksimal. Upaya memaksimalkan proses pembelajaran yang diselenggarakan guru merupakan tugas kepala sekolah. Upaya memastikan proses perencanaan, pelaksanaan dan refleksi pembelajaran harus berlangsung konsisten. Tindakan supervisi yang bersifat multi metode harus dilakukan. Supervisi kompleks yang bersifat klinis, kelasikal dari persepektif akademik, pedagogik, disiplin dan sebagainya menjadi hal yang harus dilaksanakan

Menentukan jenis supervisi tertentu yang dilaksanakan merupakan strategi yang lumrah dilakukan selama ini, tetapi itu tidak relevan dalam mengatasi permasalahan sekolah yang kompleks dan senantiasa berubah dinamis. Maka penerapan pendekatan yang kompleks dalam penerapan supervisi dapat memberi keleluasaan pada kepala sekolah untuk memberi dan melakukan tindakan atas masalah yang dialami guru. Melalui pendekatan itu, kita tidak lagi terkungkung dengan sitaks-sintaks yang baku, atau prosedur SOP yang telah dibuat tetapi justru mengkita kita sendiri.

Pendekatan kompleks dimaksud adalah pemberian pendampingan yang, setiap saat dapat disesuaikan, lentur dan bersifat variatif, sesuai dengan konteks permasalahan yang dialami guru yang berubah dinamis. Bayangkan jika kita tetap mengandalkan pendekatan supervisi berbasis kelas mode tatap muka pada masa pandemi, tentu tidak relevan lagi bukan? Maka dari itu pelaksanaan supervisi saat ini jauh lebih kompleks dan variatif dengan perbedaan karakteristik permasalahan yang tidak dapat disamakan dengan sebelum Pandemi Covid-19.

Terkait dengan itu maka penulis sebagai kepala sekolah mencoba mengembangkan strategi supervisi kepala sekolah dengan pendekatan tips, berupa masukan dan saran atas materi dan tampilan postingan guru di Google Class Room yang perlu secara intensif disempurnakan, dan dilaksanakan mingguan. Tujuan dari semuanya itu adalah berpulang semata-mata untuk siswa. Melalui proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang disupervisi secara intensif maka diharapkan hasil belajar siswa dalam bentuk kompetensi utuh dapat dicapai.

Masukan dan saran tersebut beranjak dari tampilan postingan materi guru di Google Class Room yang dibuat guru, konten materi dan media yang disajikan,  strategi guru untuk mengukur keberhasilan belajar dan hal lain seperti kegiatan apersepsi, literasi dan pengembangan sikap siswa ketika berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah. Berikut adalah deskripsi kondisi pembelajaran di Google Class Room dan masukan penulis berupa tips seperti di uraikan di bawah ini:

Deskripsi Pembelajaran Guru Kelas I ( Ni Komang Sukerti)

Tambilan Google Class Room Kelas I

Terkait dengan pembelajaran siswa kelas I yang masih sangat susah menerapkan mode daring melalui Google Class Room maka deskripsi dan tampilan posting guru masih tidak maksimal di bawah ini.

 

Masukan dan Tips

    1. Penulisan di Google Class Room hendaknya selalu memperhatikan ejaan, penempatan tanda titik, koma dan sebagainya harus tepat.
    2. Terimakasih Bu Komang sudah berupaya membuat Google Class Room, upayakan siswa selalu mengisi daftar hadir yang formnya disediakan setiap hari, untuk membiasakan siswa dan orang tua berinteraksi dengan aplikasi Google Class Room
    3. Upayakan setiap hari menekankan kepada siswa dan orang tua untuk mengisi jurnal kegiatan anak di rumah, dengan urutan panduan kegiatan mulai dari aktivitas bangun pagi, kegiatan kebersihan, membantu prang tua, mandi, berdoa, sarapan dan bersiap untuk belajar, kegiatan refleksi, diskusi, literasi sederhana istirahat dan kegiatan lainnya yang dilakukan oleh siswa seharian
    4. Upayakan secara berkelanjutan memberi orang tua masukan dan saran agar selalu memperhatikan dan mendampingi anak belajar dengan prinsip yang humanis seperti bebas bulliying dan serangkaian aktivitas belajar di rumah yang menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi siswa belajar
    5. Saran saya berikutnya, lakukan kunjungan rumah pada siswa-siswa yang orang tuanya mengijinkan, dan mengalami keterbelakangan dalam belajar

Deskripsi Pembelajaran Guru Kelas II ( Ni Putu Asriani)

Tampilan Google Class Room Kelas II

Selamat pagi anak-anak, semangat pagi! Semoga kabar kalian pagi ini tetap sehat dan bugar ya..  baiklah hari ini kita akan kembali belajar tentang satuan baku untuk mengukur panjang. Tapi sebelum mulai belajar jangan lupa untuk berdoa ya agar Kegiatan hari ini diberikan kelancaran.

 

Dalam mengukur suatu benda kita perlu menentukan alat ukur yang sesuai untuk mengukur benda tersebut. Panjang, tinggi, dan lebar benda dapat diukur dengan penggaris atau meteran.

Meteran digunakan untuk mengukur benda yang panjangnya melebihi penggaris dan juda dapat digunakan untuk mengukur jarak antara dua benda.

Hasil pengukuran itu dinyatakan dengan satuan ukuran panjang baku, yaitu sentimeter (cm) atau meter (m).

100 cm = 1 meter

1 meter = 100 cm

Bagaimana mengukur dengan penggaris? Perhatikan pada penggaris terdapat angka- angka. Angka 0 – 1 dihitung 1 cm. Dari Angka 1 ke 2 juga dihitung 1 cm. Jika dari angka 0 ke 2 maka dihitung 2 cm.

Biasanya untuk mengukur benda menggunakan penggaris 30 cm yang artinya memiliki angka dari 0 sampai 30. Untuk mengukur panjang baku, pensil atau kuas digunakan penggaris.

Untuk mengukur penjang meja, bambu, atau besi atau panjang tanah digunakan rol meter. Untuk mengukur lingkar pinggang, baju digunakan pita meter.

Selamat belajar!

Masukan dan Tips

Selamat Ibu, telah ada kemajuan dalam pengantar pembelajaran, dan menyajikan permasalahan seperti deskripsi di atas, telah sangat bagus. Masukan saya :

  1. Penulisan di Google Class Room hendaknya selalu memperhatikan ejaan, penempatan tanda titik, koma dan sebagainya harus tepat.
  1. Penugasan agar lebih jelas dan fokus tentang apa dan bagaimana anak mengerjakan tugasnya, sehingga anak-anak memiliki gambaran cara belajar yang jelas dan tidak bingung, buat seperti LKS/LKPD sederhana
  2. Sajikan beberapa contoh soal sederhana tentang pengukura
  3. Lakukan kunjungan rumah untuk mengatasi permasalahan pada anak-anak yang mengalami keterbelakangan belajar

Deskripsi Pembelajaran Guru Kelas III ( Ni Luh Sudiasri)

https://drive.google.com/file/d/1DCfYpWF9ZAScSBqzf0EtU8yEeafKqDmi/view?usp=sharing

Jawablah pertanyaan dibawah ini !


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: