PERSEPEKTIF BERBEDA DALAM MAMAHAMI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Prosedur adalah keterurutan langkah kegiatan yang sistematis dalam rangka menjamin hasil dari proses tersebut tercapai maksimal. Semakin kompleks sistem yang dikelola maka semakin kompleks da rumit juga prosedur yang harus dilakukan. Pada beberapa bagian kita perlu memilah dan mimilih langkah-langkah yang bersesuaian sehingga satu bagian dengan bagian lainnuya menjadi sistem yang tersusun sistematis dan sederhana. Hal ini tak ubahnya seperti algoritma komputer yang dapat menangani suatu proses yang rumit dan kompleks secara lebih ringan dan efisien. Seperti kita ketahui setiap prosedur algoirtma menjadi prosedur dasar dibalik dijalankannya berbagai aplikasi yang sering kita pakai pada gadget kita. Sudah barang tentu ada aplikasi yang bagus dan sebaliknya, susah digunakan dan pada akhirnya error yang pada bahasa pemrograman menghadirkan pedan “debug”.
Kompleksitas tugas dan fungsi kepala sekolah selama ini jika dilihat dari sisi algoritma komputer sudah terlalu banyak beban sintak yang tumpang tindih, sehingga tidak efisien untuk dieksekusi. Walaupun bisa berjalan tetapi lambat dan terkadang error. Bukan untuk menyalahkan siapa-siapa tetapi fakta ini harus dicarikan jalan keluarnya, sehingga sintak SOP yang dihadirkan pada tulisan di atas semoga memperingan beban penulis dalam menjalankan tugas sebagai kepala sekolah. Tulisan ini masih dalam rangka ujicoba sehingga mungkin banyak yang eror dlam perjalannya, tetapi dalam rangka mendorong kreatifitas dan inovasi secara berkelanjutan hal ini harus dilakukan.
Pengembangan Standar Operasional Prosedur merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses, interaksi antar komponen, keterukuran proses dan produk hingga keberlanjutan perjalanan suatu sistem yang memuat elemen multi program. Seperti diketahui ruang lingkup pekerjaan kepala sekolah adalah hal yang sangat rumit dan kompleks. Apalagi subjek yang dikelola adalah manusia, yang tidak dapat disamakan dengan menajemen pengelolaan produk barang dagangan, dimana jka salah kelola maka dampaknya adalah sumber daya generasi masa depan yang menjadi taruhannya. Kompleksitas multi program yang ditangani kepala sekolah sudah layaknya ditangani orang yang super-super profeisonal dan mumpuni dalam segala hal.
Point kedua yang layak dicermati adalah penguasaan konsep pengelolaan sekolah tidak dapat dilakukan hanya dengan kemampuan teknis, tetapi harus ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan lebih dalam memahami keseluruhan sistem secara filosofis dan komprehensif. Kehadiran orang teknis tanpa landasan filosofis yang kuat sebagai leader di sekolah maka akan lahir kepemimpinan birokratis yang mengedepankan bukti fisik tanpa makna. Dampaknya tentu pada siswa sebagai generasi masa depan harapan bangsa yang akan terbengkalai, akibat dari kepala sekolah yang hanya mementingkan target capaian berdasarkan catatan-catatan pelaksanaan yang kemungkinan menggambarkan kondisi semu dari proses pendidikan itu sendiri.
Point ketiga adalah yang juga dapat dipandang sebagai kemampuan mendasar dari seorang mengembangkan kemampuan leadership kepala sekolah adalah visioner dan berani mengambil langkah trobosan yang terkadang di luar kebiasaan. Penguasaan pemahaman mendasar ditambah dengan wawasan yang luas memungkinkan seorang leader mampu menerjemahkan konsep dan konten yang berasal dari sinyal akademik berbasis ilmiah yang setiap detik, menit, jam, dan hari telah terbit dari berbagai sumber jurnal dan pandangan para ahli. Pemikiran terbuka seperti ini akan melahirkan kepemimpinan yang fleksibel yang mampu melahirkan langkah-langkah kebijakan yang bijaksana dan mencengangkan.
Tulisan berikut ini adalah bagian dari upaya penulis dalam menghadirkan pemikiran berbeda terkait Standar Operasional Prosedur dalam rangka membebaskan ruang gerak kepala sekolah. Panduan yang lahir dari produk orang lain layak dikritisi dan disempurnakan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah, karena seoal-olah sebagai jalan tengah antara kerumitan dan kompleksitas sistemik yang terjadi dengan keinginan diri untuk tetap maju dan berkembang secara lebih efisien tanpa meninggalkan kaidah filosofis mendasar dari proses pendidikan itu sendiri.
Pengembangan Standar Operasional Prosedur yang di ketengahkan pada tulisan ini adalah dalam upaya menghadirkan upaya inovasi berdasarkan konsep Manajemen Berbasis Sekolah terhadap kerumitan dan komplesitas tugas kepala sekolah yang berusaha dipahami esensinya. Selanjutnya dari berbagai elemen yang berserakan tersebut dipililah dan dipilih bagian yang bersifat esensial untuk dirakit menjadi sistem SOP baru yang lebih efisien. Semoga dengan pemikiran seperti ini dapat menggerakan diri sebagai kepala sekolah untuk selalu dapat memandang masa depan sebagai sebuah visi mulia meninggalkan beban-beban yang menghambat pergerakan maju tanpa kehilangan bekal pokok kita sebagai guru yaitu profesional berlandaskan kode etik.
0 Comments