Menjadi Guru Mempesona

Published by TeacherCreativeCorner on

Penyegaran Calon Dosen/Instruktur PPG |Unit 2. Pembimbingan PPL

Daftar Isi

Daftar Isi Unit 2

  1. KB 1 Strategi Pembimbingan Praktik Keprofesionalan Mengajar
  2. KB 2 Strategi Pembimbingan Praktik Keprofesionalan Non Mengajar
  3. KB 3 Menjadi Guru Mempesona
  4. KB 4 Pengembangan Leadership Skill Guru Pemula
  5. KB 5 Manfaat Feedback Pembelajaran dari Siswa
  6. KB 6 Refleksi Pembelajaran di Kelas
  7. KB 7 Refleksi Pembelajaran Bersama
  8. KB 8 Menyusun Jurnal Refleksi Pembelajaran

Pendahuluan

Keberhasilan dalam pembelajaran di kelas tidak hanya ditentukan oleh faktor kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah kehadiran sosok guru yang memiliki pesona bagi siswanya. Pesona atau daya tarik guru memiliki potensi besar untuk menarik perhatian siswa, sehingga interaksi pembelajaran dapat berjalan dengan optimal, materi pembelajaran dapat tersampaiakan dengan lancar, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pesona merupakan modal individual seorang guru yang tidak dapat dikuasai hanya berbasis pada pengetahuan teoritis. Pesona guru adalah bentukan dari interaksi intensif dan berkelanjutan dari proses pembelajaran. Oleh karena itulah mahasiswa PPL PPG yang masih dalam taraf ‘belajar’ menjadi guru, perlu berlatih membangun citra diri dalam latihan pembelajaran di kelas sehingga dapat membentuk dirinya menjadi guru yang memesona para siswanya.Capaian pembelajaran yang diharapkan dalam Kegiatan Belajar 3 ini adalah sebagai berikut :

  1. Memahami aspek-aspek pembentuk guru yang memesona;
  2. Menganalisis aspek pembentuk guru yang memesona;
  3. Menyusun strategi melatih guru yang memesona

Materi

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “pesona” merupakan kata benda yang memiliki arti “daya tarik” atau “daya pikat”. Sementara untuk kata “memesona” merupakan kata kerja yang berarti “menarik perhatian” atau “membuat kagum” (https://kbbi.web.id/pesona). Kata “memesona” jika dikonstruksi dalam sebuah kalimat, dan disandingkan dengan kata benda dapat pula bermakna sifat yaitu “sangat menarik perhatian” dan “mengagumkan”. Dengan demikian, yang dimaksud “guru yang memesona” adalah guru yang sangat menarik perhatian atau mengagumkan bagi siswanya. Kemampuan menarik perhatian siswa merupakan kompetensi penting dari seorang guru. Dengan terbangunnya perhatian siswa, maka proses pembelajaran dapat lebih mudah terlaksana. Hal tersebut dapat terjadi karena siswa yang tertarik dengan sang guru akan memiliki motivasi dan tergerak untuk memfokuskan dirinya pada proses pembelajaran. Kesiapan belajar inilah yang membuat siswa lebih mudah dikondisikan dan dikelola pada saat pembelajaran berlangsung.

Menjadi guru yang memesona tidak dapat dibentuk melalui proses yang instan, karena membutuhkan proses belajar yang panjang dan praktik intensif yang berkelanjutan dalam keprofesian guru. Tidak jarang di antara kita ketika berjumpa dengan sahabat lama satu sekolahan, akan membicarakan berbagai kenangan termasuk mengenang sosok guru-guru yang memesona di masa lalu. Performa guru dalam mengajar yang memperlihatkan berbagai aspek yang menarik perhatian, menjadikan profil guru tersebut melekat kuat di dalam memori siswanya bahkan hingga waktu yang lama. Guru yang memesona adalah sosok yang memiliki image (citra diri) yang mengagumkan, yang melekat dalam diri guru sebagai dampak profesionalitasnya dalam bekerja.  Berdasarkan kenyataan di atas, mahasiswa PPL PPG perlu dibimbing dan dilatih untuk mengembangkan dirinya menjadi guru yang memesona. Dosen/Instruktur sebagai pribadi yang telah lama menekuni profesi pendidik kiranya dapat menjadi mentor mahasiswa PPL PPG dalam pembimbingan menuju guru yang memesona. Berkaitan dengan hal tersebut, pada kegiatan belajar ini mari kita petakan kembali beberapa aspek penampilan maupun kemampuan yang berpengaruh pada pembentukan guru yang memesona. Dosen/instruktur dapat menambahkan butir-butir aspek di bawah ini bila dianggap masih kurang lengkap.

1. Penampilan Diri

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru ibarat aktor utama yang penampilan, perilaku, dan tutur katanya diamati, dilihat, dan diperhatikan oleh siswanya. Dari berbagai aspek tersebut, aspek penampilan diri merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan daya tarik dan perhatian siswa. Guru yang berpenampilan asal-asalan, tidak menjaga kebersihan dan kerapian tentu akan sulit menimbulkan daya tarik bagi siswanya. Sebagai seorang yang diteladani, akan sulit bagi guru untuk meminta siswanya menjaga kebersihan dan kerapian sementara dirinya sendiri tidak memperlihatkan hal tersbut. Sebaliknya, guru yang berpenampilan bersih dan rapi tentu akan memikat perhatian siswa sejak awal proses pembelajaran. Berkaitan hal ini mungkin kita dapat merenungkan salah satu tagline iklan produk parfum yang berbunyi “Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda”. Kalimat tersebut dapat diartikan bahwa jika kesan pertama sudah mampu memikat perhatian, maka proses interaksi selanjutnya akan lebih mudah terjalin. Dengan demikian, penampilan diri merupakan pintu pertama bagi guru untuk membangun pesona di hadapan para siswanya. Penampilan diri guru yang mempesona tidak jarang melekat dalam memorisiswanya untuk waktu yang lama. Hal ini bisa kita temui contohnya dalam perbincangan kegiatan reuni angkatan sekolah, seringkali dibahas perihal kenangan
akan penampilan guru yang bahkan deskripsinya bisa sangat detil. Misalnya tentang
kerapian pakaian, gaya berpakaian, potongan rambut, gaya menyisir rambut, kesesuaian pemilihan warna busana dan sebagainya.

Berdasarkan kenyataan ini maka penampilan diri harus menjadi perhatian utama dalam usaha membentuk guru yang memesona. Dalam membangun penampilan diri mahasiswa PPL, Dosen/instruktur pembimbing PPL dapat meminta mahasiswa melakukan refleksi penampilan dirinya sebelum mengajar. Refleksi terutama difokuskan dalam unsur kebersihan dan kerapihan busana yang dikenakan, gestur tubuh, dan mimik raut wajah. Refleksi dapat dilakukan dengan meminta mahasiswa PPL membuat ceklis tentang penampilan dirinya. Pada unsur penampilan yang terkait dengan busana, unsur kebersihan busana menjadi syarat mutlak. Kebersihan menyangkut tampilan visual busana yang bersih, hingga unsur aroma dari busana tersebut. Aroma yang kurang sedap, baik yang ditimbulkan oleh busana, atau bahkan oleh aroma tubuh mahasiswa hendaknya dapat segera disadari dan diminimalisir dengan berbagai treatment, misalnya menggunakan pewangi pakaian atau parfum badan. Kebersihan dan kerapihan busana tidak berarti harus menggunakan pakaian yang selalu baru atau menampakkan kemewahan. Syarat pokoknya adalah busana tersebut memenuhi unsur kebersihan, kesopanan, kerapian, ketepatan dengan proporsi tubuh, hingga ketepatan busana dengan kondisi atau konteks sekolah. Detil perbaikan penampilan dalam berbusana ini akan menjadi pintu masuk utama bagi mahasiswa PPL untuk membangun kesan menarik yang menumbuhkan kepercayaan diri, sekaligus menjadi teladan bagi siswanya. Di samping penampilan busana, penampilan diri juga mencakup penampilan fisik mahasiswa dalam wujud gestur, yang juga perlu mendapat perhatian dan bimbingan dari dosen/instruktur pembimbing PPL. Dalam istilah yang lain dapat digunakan konsep kesamaptaan seorang guru. Unsur kesamaptaan tersebut hendaknya terwujud pada saat guru berjalan, menyapa siswa, berbicara, hingga dalam memberikan penguatan melalui berbagai ungkapan/ekspresi. Kesamaptaan perlu dilatih melalui pembiasaan agar ekspresi yang muncul tidak terkesan artifisial (dibuatbuat/dipaksakan). Kesamaptaan yang terbentuk dengan baik akan menghadirkan kewibawaan seorang guru, sehingga meskipun interaksi dengan siswa bisa sangat dekat, namun kedudukan serta peran antara guru dan siswa tetap terjaga dalam posisi yang ideal. Dosen/instruktur pembimbing PPL dapat berbagi pengalaman mengenai unsur-unsur kesamaptaan guru dan pengaruhnya bagi pembelajaran. Dengan proses berbagi pengalaman ini maka mahasiwa dapat mengevaluasi dan merefleksi dirinya dengan jujur, untuk kemudian dapat memperbaiki kesamaptaan-nya pada saat berada di sekolah atau di kelas.

2. Menguasai Materi Pembelajaran

Di dalam kelas guru adalah sumber pengetahuan bagi siswanya. Tidak jarang siswa menganggap guru sebagai sosok yang mengetahui banyak hal. Di dalam jenjang pendidikan sekolah dasar misalnya, guru sering lebih dipercaya oleh para siswa dibanding orang tuanya. Hal ini terjadi karena siswa menganggap guru lebih pandai
dan lebih tahu dari orang tuanya. Oleh karena itu guru yang menguasai materi dengan baik dan dapat membimbing siswanya memecahkan berbagai masalah pembelajaran, akan membentuk keyakinan dan kepercayaan dalam diri siswa pada guru tersebut Sebaliknya, guru yang penguasaan materinya terbatas dan tidak mampu memberikan bimbingan pemecahan masalah akan membuat siswa tidak memiliki kepercayaan dan keyakinan pada kemampuan gurunya. Kondisi ini dapat berdampak pada citra diri guru yang negatif, yakni tidak lagi menarik di mata siswanya.

Berdasarkan kenyataan di atas, dalam kegiatan pembimbingan PPL PPG, Dosen/instruktur hendaknya dapat membimbing dan memastikan bahwa sebelum praktik mengajar mahasiswa sudah menguasai semua materi yang akan diajarkan. Bahkan dalam kondisi tertentu akan sangat baik bagi mahasisiwa untuk menguasai materi hingga di atas cakupan materi yang akan diajarkan. Dengan penguasaan materi yang mantab, maka mahasiswa PPL akan siap menjawab dan memecahkan berbagai pertanyaan kritis dari siswa. Kemampuan menghantarkan siswa pada pemecahan masalah yang mereka hadapi tersebut akan membuat mahasiwa PPL mendapatkan citra diri yang positif, sebagai dasar pembentukan pribadi guru yang memesona.


6 Comments

Refleksi – SDN 7 SUBAGAN · May 14, 2020 at 12:28 am

[…] Menjadi Guru Mempesona […]

Peer Teaching – SDN 7 SUBAGAN · May 14, 2020 at 12:29 am

[…] Menjadi Guru Mempesona […]

Evaluasi Pembelajaran – SDN 7 SUBAGAN · May 14, 2020 at 12:30 am

[…] Menjadi Guru Mempesona […]

Merancang Langkah Pembelajaran – SDN 7 SUBAGAN · May 14, 2020 at 12:30 am

[…] Menjadi Guru Mempesona […]

Laporan Diklat Dosen/Instruktur PPG| Hari II ~ 12 Mei 2020 Kelas 22 – SDN 7 SUBAGAN · May 15, 2020 at 10:07 pm

[…] Menjadi Guru Mempesona […]

Pembimbingan Praktik Keprofesionalan Mengajar – SDN 7 SUBAGAN · May 15, 2020 at 10:27 pm

[…] KB 3 Menjadi Guru Mempesona […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: